Saat ini gue tiba di titik dimana gue merasa teman hanyalah formalitas untuk jalan dan bersenang-senang. Bukan teman untuk berbagi apalagi bersedih2an. That’s why I really doubt the quote “a friend inneed is a friend indeed”. Skeptical. Apakah ini salah satu fase kehidupan menuju kedewasaan yang memang harus dilewati?
Semoga gue bisa menarik pelajaran dari semua ini dan bersiap diri ketika harus menghadapi situasi yang sama di kemudian hari.
Semoga gue bisa menceritakan pengalaman ini ke anak2 gue dan mewanti2 mereka.
Semoga gue masih bisa mengingat pengalaman ini dan membaginya ke semua orang di kala gue sudah tua nanti.
Saat ini gue sedang dalam proses lebih mendekatkan diri kepada keluarga dan Sang Maha Pencipta. Keluarga yang selalu menerima gue apa adanya, apapun sifat gue, apapun penyakit yang gue derita, apapun masalah gue, pintu rumah tetap akan terbuka lebar2 untuk gue untuk kembali ke rumah dan menikmati kehangatan yang abadi. Keluarga yang akan selalu bersama2 sampai akhir waktu. Sang Maha Pencipta, tentu saja karena toh kita akan kembali pada-Nya bukan?
Turun dan naiknya gue.
I love the way how Mama always send me messages asking, ‘lagi dimana?’, ‘pulang jam berapa dik?’
I love the way how Bapak always makes me laugh everytime I did foolish mistake, just to make me feel better.
I love the way how Mas Pandu yelled at me everytime I got nervous while driving or when I asked him to teach me to install this or that and he said ‘itu kan gampang tau, kamu coba aja..’
Thank God I have this lovelywarmth family. Hope we won’t lose this feeling. By anthing or anyone.
I just love you all, Mama, Bapak, Mas Pandu.
Sweet Kisses <3
Dimuat di Multiply ku juga